22 JUMP STREET (2014): SUN'S OUT GUNS OUT

6/12/2014 06:58:00 PM



2014 / Columbia Pictures / US / Phil Lord & Chris Miller / 112 Minutes / 2.39:1 / R 


Seperti yang sudah dilansir di akhir film pertamanya, Jenko (Chaning Tatum) dan Schmidt (Jonah Hill) kini mendapat misi dari divisi 22 Jump Street untuk menyamar sebagai mahasiswa dan menemukan supplier narkoba jenis baru, why phy, yang tengah marak beredar di kampus-kampus.



Secara garis besar, alur cerita dalam 22 Jump Street ini tidak dapat berbicara banyak, karena pada dasarnya film ini hanyalah merupakan daur ulang dari formula sukses yang sudah dipakai oleh predesesornya, 21 Jump Street, yang sudah beredar tahun 2012 silam. 22 Jump Street juga sama-sama dimulai dengan kekonyolan yang dilakukan oleh Jenko-Schmidt di lingkungan barunya (setelah mengolok-ngolok patung Jesus versi Asia, tentu saja), lalu Jenko-Schmidt yang tidak sengaja mencoba narkoba jenis baru (lengkap dengan proyeksinya yang super kocak itu),  kemudian pertengkaran antara Jenko dan Schmidt di pertengahan film, twist, dan adegan aksi gila-gilaan sebagai penutupnya. 

Untung saja, Phil Lord dan Chris Miller sanggup mengakalinya dan tidak membiarkan sekuel pertama yang mereka garap dari franchise adaptasi serial televisi 21 Jump Street ini terjerumus dalam kegagalan seperti yang dialami oleh The Hangover part II (mengingat film ini juga sama-sama memanfaatkan winning formula predesesornya). Meski menggunakan template yang sama sebagai kerangkanya, mereka cenderung lebih banyak melakukan pengembangan di dalamnya; seperti hubungan antara Jenko dan partnernya, Schmidt, yang kini tampil jauh lebih mendalam, adegan aksi yang lebih intens, dan juga kisah bagaimana mereka harus beradaptasi di lingkungan kampus yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Beberapa poin dalam template-nya pun juga mengalami perubahan setting dan sedikit alternasi. 


Usaha tambal-sulam yang dilakukan oleh Chris Miller dan Phil Lord ini memang terkesan malas, tapi hal ini rupanya cukup ampuh untuk membuat penonton (terutama bagi yang sudah menonton film pertamanya) tidak bosan mengikuti alur ceritanya, meski nyatanya mereka dieksekusi dalam format yang sama. Terlebih lagi, tujuan utama kita menyaksikan 22 Jump Street bukan untuk mencermati ceritanya, kan?

Bisa dipastikan bahwa 90% penonton yang berbondong-bondong membeli tiket 22 Jump Street adalah penonton yang ingin mengulang experience mereka ketika menyaksikan aksi-aksi konyol dan humor-humor kasar yang dilontarkan oleh Jenko-Schmidt di sepanjang film. 

Dan anda bisa bernafas lega, karena Phil Lord dan Chris Miller bersama dengan Chaning Tatum dan Jonah Hill masih berhasil mempertahankan chemistry buddy-cop yang kuat dan kualitas joke yang fantastis yang telah membuat film 21 Jump Street kemarin begitu sukses, baik secara komersil maupun kualitas. 

Anugrah creative freedom yang lebih luas pun dimanfaatkan dengan baik oleh Phil Lord dan Chris Miller untuk mengeksekusi joke-joke yang ditulis oleh Michael Bacall dengan porsi yang lebih besar dan lebih kasar. Referensi pop culture dan momen-momen komikal (yang sepertinya sudah menjadi trademark duo sutradara Phil Lord dan Chris Miller) juga tampil lebih asik dan selalu dihadirkan pada timing yang pas dalam adegan aksinya yang tampil jauh lebih besar dengan chemistry antara Jenko-Schmidt yang sedikit banyak mengingatkan penontonnya dengan film buddy-cop sukses lainnya—trilogi Rush Hour yang dibintangi oleh Jackie Chan dan Chris Tucker.

Tak lupa pula suguhan meta humor yang tidak segan dalam menghina-hina keklisean film aksi Hollywood maupun kisah di belakang layar 22 Jump Street yang kini tampil lebih kurang ajar dan lebih obvious dari film pertamanya. Ditambah lagi dengan sederet cameo-cameo mengejutkan dari bintang komedi papan atas Hollywood di sepanjang film (meski levelnya tidak sampai sehebat penampilan Johnny Depp di 21 Jump Street) yang begitu sukses melengkapi performa 22 Jump Street sebagai sebuah film aksi-komedi yang berhasil memanfaatkan semua talenta yang terlibat sekaligus menambah daftar pendek film sekuel yang sanggup menyamai predesesornya.


Overall, 22 Jump Street memang tidak dibuat untuk mengejutkan para penonton, ataupun menggali lubang yang baru dalam genre buddy-cop / action-comedy. 22 Jump Street adalah jenis film summer yang dibuat untuk memberikan suguhan hiburan yang cerdas untuk para penontonnya, para fans serial televisi 21 Jump Street, dan juga para pecinta film reboot 21 Jump Street kemarin. It was a really, really good time at the movie.

Rating: ½


PS: Jangan buru-buru keluar bioskop sampai credit title-nya selesai!

You Might Also Like

0 comments

Just do it.