POMPEII (2014) REVIEW

2/21/2014 11:23:00 PM


2014 / US / 98 Minutes / Paul W.S Anderson / 2.39:1 / PG-13

Memadukan antara kisah fiksi dan kisah nyata, Pompeii berkisah tentang seorang Gladiator bernama Celt (Kim Harington) yang disandera sejak kecil oleh bangsa Roma setelah ia menjadi satu-satunya orang yang hidup dari usaha pembasmian suku Celtic. Celt lalu dikirim ke Pompeii, negara yang ingin dikuasai oleh Roma, untuk menghibur para petinggi kerajaan dan rakyat Pompeii dalam sebuah pertandingan maut. Tetapi beberapa hari sebelum pertandingan berlangsung, Celt terlibat dalam sebuah intrik cinta segitiga antara Princess Cassia (Emily Browning) dan Senator Roma, Corvus (Kiefer Sutherland) yang ingin menikahinya secara paksa. Celt lantas harus bertahan hidup dari pertandingan mematikan antar Gladiator yang telah diatur oleh Corvus dan juga ledakan dahsyat gunung Pompeii demi memperjuangkan cintanya bersama Cassia. 


Formula kisah cinta di tengah bencana / peperangan dahsyat memang bukan hal yang baru di industri perfilman Hollywood. Setelah sempat jarang muncul di tahun 70-80an dan dipopulerkan kembali oleh Titanic sekitar satu dekade yang lalu, formula seperti ini terbukti disukai oleh semua kalangan masyarakat dan mulai sering dipakai lagi oleh sineas-sineas Hollywood yang ingin mencapai kesuksesan serupa, baik secara pendapatan box office maupun kejayaannya di ajang Oscar. Sebut saja Pearl Harbour-nya Michael Bay, atau Australia besutan Baz Luhrmann, sampai yang terbaru, film mega budget besutan Paul W.S Anderson, Pompeii. 



Dan sama seperti film-film di atas, Pompeii memang ditujukkan untuk menjamah pasar penonton mainstream seluas mungkin, dengan tata visual megah ala film-film summer dan kisah cinta cheesy yang bisa diterima oleh semua masyarakat sebagai daya magnetnya. Formulanya pun masih merupakan daur-ulang formula film Titanic dengan sentuhan ala Paul W.S Anderson yang lebih mengutamakan adegan aksi dan suguhan visual effects yang berisik. Tetapi untungnya, pengalaman Paul W.S Anderson membuat film selama bertahun-tahun mulai memoles keahliannya dalam meracik koreografi adegan aksi yang tidak berlebihan dan tata produksi yang mulai sekelas dengan film-film blockbuster papan atas Hollywood. Lihat saja 30 menit terakhirnya yang sangat menegangkan itu, yang berhasil memadukan antara tata directing yang baik dan suguhan visual effects yang tidak berlebihan. 

Pun begitu, Pompeii tidak jauh dari masalah-masalah umum yang sering melanda film-film besutannya, seperti alur cerita yang terlalu cepat, dialog-dialog yang sama sekali tidak quotable, dan karakter-karakter dangkal yang tidak bisa diperluas lagi karena terbatasi oleh durasinya yang sempit, yakni sekitar 98 menit, dan itupun, sebagian besar porsinya sudah diambil oleh adegan aksi. Akting para aktor-aktrisnya, ataupun chemistry antara Kit Harington dan Emily Browning, juga tidak pernah berhasil membuat penonton tergugah dan tertarik dengan karakter mereka, selain pada keahlian mereka memainkan pedang dan berlari-lari menghindari lahar gunung Pompeii. Tetapi, toh, ini bukan masalah yang harus dibesar-besarkan kalau anda tahu dan sudah mempersiapkan diri sejak awal sebelum menyaksikan film karya Paul W.S Anderson yang memang lebih mengutamakan sisi hiburannya daripada kekuatan drama dan karakternya. 



Overall, Pompeii adalah film hiburan yang memang ditujukkan untuk para penonton yang tidak mau berpikir muluk-muluk dan sekedar ingin melepas kepenatan di gedung bioskop. Jadi, yang perlu kau lakukan sekarang adalah singkirkan logikamu, turunkan ekspetasimu serendah mungkin, dan saksikan suguhan film blockbuster epik pertama yang luar biasa menghibur di tahun 2014 ini. An ultimate guilty pleasure!

Rating : ½


You Might Also Like

0 comments

Just do it.